Mantan Ketua KNPI Soroti Etika Demonstrasi: “Jangan Jadikan Bencana Alat Politik”

Bandar Lampung – Mantan aktivis mahasiswa era reformasi yang juga mantan Ketua KNPI Kota Bandar Lampung, M. Irfandi, menyampaikan keprihatinannya terhadap tren demonstrasi belakangan ini yang dinilainya mulai kehilangan arah dan etika.

Pernyataan tersebut disampaikan Irfandi dalam aksi damai yang digelar di depan Kantor Kelurahan Pesawahan. Aksi ini merupakan bentuk dukungan masyarakat terhadap upaya Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam pencegahan dan penanganan banjir.

“Demonstrasi adalah instrumen penting dalam perjuangan sipil. Namun, ketika berubah menjadi aksi anarkis, mengucapkan kata-kata kasar, merusak fasilitas umum, dan mengganggu ketertiban, maka pesan moralnya justru hilang,” ujar Irfandi.

Ia mencontohkan sejumlah aksi yang terjadi baru-baru ini, di mana delapan orang pendemo dilaporkan melakukan kekerasan verbal terhadap petugas yang sedang menjalankan tugas menjaga aset negara.

Menurut Irfandi, perbedaan pandangan politik dan sosial merupakan hal wajar, namun harus disampaikan secara konstruktif dan bertanggung jawab.

“Seharusnya yang ditangkap adalah dalang yang memprovokasi mereka. Jangan jadikan bencana alam sebagai alat politik untuk menjatuhkan wali kota. Kami dulu turun ke jalan membawa nilai dan harapan, bukan sekadar amarah dan kepentingan politik,” tegasnya.

Irfandi juga membantah tudingan yang menyebut warga dibayar dalam aksi damai tersebut. Ia menegaskan bahwa keikutsertaan warga murni karena kepedulian terhadap persoalan banjir.

“Kami bukan aparat kelurahan. Kami adalah rakyat yang pernah menjadi korban banjir. Kami tidak dibayar. Kami tidak terima atas ucapan delapan pendemo yang menyebutkan Pemerintah Kota tidak bekerja,” pungkas Irfandi.

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten ini di Proteksi !!